Kamis, 06 Oktober 2011

Saka Pariwisata membuat Pramuka Sadar Wisata

Salah satu unsur penting dalam pembangunan bidang kebudayaan dan pariwisata adalah para pemangku kepentingan (stakeholder) dan masyarakat Terbukti, Satuan Karya (Saka) Pariwisata dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) diyakini ampuh mendongkrak arus kunjungan wisata (turisme), khususnya di Jawa Barat (Jabar).
Hal itu mengemuka dalam pelatihan pamong Saka Pariwisata dalam rangka pembinaan sadar wisata di kalangan Pramuka dan Pokdarwis di destinasi pariwisata untuk wilayah Jawa Barat yang dibuka oleh Direktur Pemberdayaan Masyarakat Ditjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) Drs Bakri MM, yang berlangsung di Kota Bandung dan Soreang, Kabupaten Bandung
Menurut Direktur Pemberdayaan Masyarakat Kemenbudpar yang akrab disapa Kak Bakri, pelatihan pamong Saka Pariwisata sebagai tindak lanjut dari pembentukan Pramuka Saka Pariwisata pada kegiatan Jam-bore Nasional "IX, Teluk Ge-lam, Kabupalen OKI, Sumsel. "Saka Pariwisata akanmenyusul satuan karya lain yang telah terbentuk sebelumnya yakni Saka Wira Kartika (TNI AD), Saka Bahari (TNI AL). Saka Dirgantara (TNI AU), Saka Wanabakti (Kementerian Kehutanan), Saka Tarunabumi (Kementerian Pertanahan), Saka Kencana (BKKBN), Saka Baku Husada (Kementerian Kesehatan), dan Saka Bhayangkara (Polri)," ujarnya.
Kak Bakri menjelaskan, pembentukan Saka Pariwisata bertujuan meningkatkan kepedulian, peran, dan partisipasi generasi muda, khususnya melalui wadah Pramuka untuk berperan aktif dalam kegiatan pembangunan di bidang kepariwisataan.
"Agar mereka bisa membantu, membina, dan mengembangkan kegiatan penyelenggaraan kepariwisataan yang berkelanjutan, seperti pengelolaan perjalanan wisata/pemanduan wisata, pemberdayaan masyarakat dalam rangka perwujudan sadar wisata dan aksi Sapta Pesona di sekitar destinasi pariwisata," katanya
Menurut Kak Bakri, keberadaan Saka Pariwisata di-maksudkan sebagai upaya melakukan sosialisasi sadar wisata melalui implementasi Sapta Pesona untuk mendukung pembangunan kepariwisataan daerah. Selain itu juga sebagai wadah kegiatan dan latihan kepariwisataan bagi anggota pramuka, dengan kegiatan nyata dan praktis di bidang kepariwisataan yang berguna baik untuk dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Kak Bakri berharap, Saka Pariwisata dapat dijadikan gerakan bersama mewujudkan masyarakat yang peduli pada alam dan mampu melestari-kannya. "Ini juga dapat dijadikan momentum penting dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang kepariwisa-taan, dan untuk mengenalkan kembali dunia kepariwisataan daerah. Sehingga mampu memberdayakan dan menggerakan serta memberikan dampak pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat," ucapnya.
Program Ditjen PDP Ke-menbudpar ini temyata mendapat respon positif bagi pembangku kepentingan, diantaranya Wakil Ketua Kwarda Jabar Engkus Sutisna, Kabid Objek Daya Tarik Wisata Disbudpora Kabupaten Sumedang Elly Suliasih dan pengelola objek wisata Cipanas, Sekarwangi, Kabupaten Sumedang, A Rohaini.
Menurut Kak Engkus, pemerintah sangat cerdas membentuk kelompok-kelompok penggerak kepariwi-sataan seperti melalui kegiatan kepramukaan. "Ini sangat potensial membangkitkan turisme Indonesia. Organisasi kepramukaan adalah sebagai wadah pendidikan luar sekolah yang dapat melakukan berbagai bentuk kegiatan menarik untuk memaksimalkan hasil karya sebagai kelompok penggerak pariwisata dan pramuka dapat juga menjadi contoh teladan generasi muda dalam membantu pemerintah melakukan sosialisasi sadar wisata dan sapta pesona sebagai pedoman pembangunan kepariwisataan," katanya.
Kak Engkus menjelaskan, Saka Pariwisata akan dikembangkan menjadi tiga krida. Yakni. Krida Pemandu Wisata yang meliputi penge-tahuan daya tarik wisata, perjalanan wisata, pemanduan perjalanan wisata, pemimpin perjalanan wisata. Sedangkan Krida Penyuluh Pariwisata terdiri dari penyuluh sadar wisata dan penyuluh eko-wisata, dan Krida Kuliner Wisata meliputi masakan khas lokal dan makanan ringan. "Ini sangat posrtif-konstruktif bagi pramuka dan dunia pariwisata," ujarnya.
Kelompok Sadar Wisata
Sementara itu, pembentukan kelompok sadar wisata berlangsung di Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung. Masyarakat yang terlibat di kegiatan pariwisata daerah menyambut antusias. "Ini dimaksudkan untuk membangun komitmen komponen masyarakat secara bersama-sama menciptakan lingkungan dan suasana yang kondusif bagi perkembangan dan kemajuan pariwisata di Jabar. Dan saya optimis Jabar yang dikaruniai sumber daya alam yang indah dan mempesona bisa lebih unggul pariwisatanya dibandingkan daerah lain dengan kerja keras semuanpihak," ujar Direktur Pemberdayaan Masyarakat Bakri disambut tepuk tangan saat memberikan penjelasan visualisasi destinasi yeng masuk dalam program PNPM Mandiri Desa Wisata,
Melalui penerapan dan perwujudan Sapta Pesona (Keamanan, Ketertiban, Kebersihan, Kesejukan, Keindahan, Keramahan, dan Kenangan).
Menurut Elly Suliasih, ada korelasi kuat lintas sektor dalam pembangunan kepariwisataan yang menggerakkan ekonomi dan investasi. Yakni, relasi antarkomponen produk wisata dan jasa layanan dalam kegiatan kepariwisataan akan melibatkan unsur-unsur tersebut
Hal sama disampaikan A Rohaini; "Jaringan "maskapai penerbangan, tranportasi, hotel, biro-biro perjalanan, industri jasa boga, dan berbagai jasa terkait lainnya akan lebih terkoordinasi oleh keberadaan pokdarwis."
Ia juga mengaku optimistis. "Eksistensi Pokdarwis ini sangat prospektif bagi kami Terutama, dalam menciptakan peluang sangat besar bagi ketersediaan lapangan kerja dan tumbuhnya sektor-sektor usaha yang terkait di daerah kami," katanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar