Minggu, 09 Oktober 2011

Album Kegiatan Saka Pariwisata


Kenang-kenangan pada saat Pelatihan Pamong Saka Pariwisata tingkat Jawa Barat di The Intenational Imperium Hotel Bandung, Jum'at, 30 September 2011.

Kamis, 06 Oktober 2011



Sapta pesona merupakan kondisi yang harus diwujudkan dalam rangka menarik wisatawan berkunjung kesuatu daerah atu wilayah di negara kita.
1. Aman
Wisatawan akan senang berkunjung kesuatu tempat apabila mersa aman, tentram, tidak takut, terlindung dan bebas dari :
a. Tindak kejahatan, kekerasan, ancaman seperti kecopetan, pemerasan, penodongan, penipuan, dan lain sebagainya.
b. Terserang penyakit menular dan penyakit berbahaya lainnya.
c. Kecelakaan yang disebabkan oleh alat perlengkapan dan fasilitas yang kurang baik, seperti kendaraan, peralatan untuk makan dan minum, lift, alat perlengkapan rekreasi atau olahraga.
d. Gangguan oleh masyarakat, antara lain berupa pemaksaan oleh pedagang asongan, tangan jail, ucapan dan tindakan serta prilaku yang tidak bersahabat dan lain sebagainya.
Jadi, aman berarti terjamin keselamatan jiwa dan fisik, termasuk milik (barang) wisatawan.
2. Tertib
Kondisi yang tertib merupakan sesuatu yang sangat di dambakan oleh setiap orang termasuk wisatawan.Kondisi tersebut tercermin dari suasana yang teratur, rapi dan lancar serta menunjukkan disiplin yang tinggi dalam semua segi kehidupan masyarakat, misalnya :
a. Lalu lintas tertib, teratur dan lancar, alat angkutan datang dan berangkat tepat pada waktunya.
b. Tidak nampak orang berdesakan atau berebutan untuk mendapatkan atau membeli sesuatu yang di perlukan.
c. Bangunan dan lingkungan di tata teratur dan rapi.
Pelayanan dilakukan dengan baik.
Informasi yang benar dan tidak membingungkan.
3. Bersih
Bersih merupakan suatu keadaan atu kondisi lingkungan yang menampilkan suasana bebas dari kotoran, sampah, limbah, penyakit dan pencemaran. Wisatawan akan merasa betah dan nyaman bila berada ditempat-tempat yang bersih dan sehat seperti :
a. Lingkungan yang bersih baik dirumah sendiri maupun di tempat-tempat umum seperti di hotel, restoran, angkutan umum, tempat rekreasi, tempat buang air kecil/besar, dsb. Bersih dari sampah, kotoran, corat-coret, dsb.
b. Sajian makanan dan minuman bersih dan sehat.
c. Penggunaan dan penyediaan alat perlengkapan yang bersih seperti sendok, piring, tempat tidur, alat olah raga, dsb.
d. Pakaian dan penampilan petugas bersih, rapi dan tidak mengeluarkan bau tidak sedab, dsb.
4. Sejuk
Wisatawan akan senang berkunjung ketempat yang sejuk. Sejuk dapat tercermin melalui penciptaan lingkungan yang serba hijau, segar, rapi, nyaman, dan tentram baik di dalam maupun diluar ruangan. Partisipasi masyarakat dalam turut menciptakan ksejukan lingkungan, antara lain dengan cara :
a. Turut serta aktif memelihara kelestarian lingkungan dan hasil penghijauan yang telah dilakukan masyarakat atau pemerintah.
b. Berperan secara aktif untuk menganjurkan dan mempelopori serta melaksanakan kegiatan penghijauan dengan menanam berbagi tanaman di halaman rumah masing-masing baik untuk hiasan maupun tanaman yang bermanfaat bagi rumah tangga, melakukan penanaman pohon/tanaman rindang di sepanjang jalan lingkungan masing-masing dsb.
c. Membentuk perkumpulan yang tujuannya memelihara kelestarian lingkungan.
d. Memprakarsai berbagi kegiatan dan upaya lain yang dapat membuat lingkungan hidup kita menjadi sejuk, bersih, segar dan nyaman.
5. Indah
Keadaan atau suasana yang menampilkan lingkungan yang menarik dan sedap dipandang disebut indah. Indah dapat dilihat dari berbagi segi, seperti dari segi tata warna, tata letak, tata ruang, bentuk ataupun gaya dan gerak yang serasi dan selaras, sehingga memberi kesan yang enak dan cantik untuk di lihat.
6. Ramah
Ramah merupakan suatu sikap dan prilaku seseorang yang menunjukkan keakraban, sopan, suka membantu, suka tersenyum, dan menarik hati. Ramah tamah tidaklah berarti bahwa kita harus kehilangan kepribadian kita ataupun tidak tegas dalam menentukan suatu keputusan atau sikap. Ramah adalah watak dan budaya bangsa Indonesia pada umumnya, selalu menghormati tamunya dan dapat menjadi tuan rumah yang baik. Sikap ramah ini merupakan suatu daya tarik bagi wisatawan, oleh karena iti harus kita pelihara terus.
7. Kenangan
Kenangan adalah kesan yang melekat dengan kuat pada ingatan dan perasaan seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang diperolehnya. Kenangan dapat berupa yang indah dan menyenangkan, akan tetapi dapat pula tidak menyenangkan. Kenangan yang akan diwujudkan dalam ingatan dan perasaan wisatawan dari pengalaman berpariwisata di Indonesia, dengan sendirinya adalah infah dan menyenangkan. Kenangan yang indah ini dapat pula diciptakan dengan antaralain :
a. Akomodasi yang nyaman, bersih dan sehat, pelayan yang cepat, tepat dan ramah, suasana yang mencerminkan ciri khas daerah dalam bentuk dan gayabangunan serta dekorasinya.
b. Atraksi seni budaya daerah yang khas dan mempesona baik itu berupa seni tari, sen suara, berbagai macam upacara.
c. Makanan dan minuman yang khas daerah yang lezat, dengan penampilan dan penyajian yang menarik. Makanan dan minuman ini merupakan suatu daya tarik yang kuat dan dapat dijadikan jatdiri (identitas) bangsa.
d. Cinderamata yang mungil yang mencerminkan ciri-ciri khas daerah, bermutu tinggi, mudah dibawa dan dengan harga yang terjangkau, mempunyai arti tersendiri dan dijadikan bukti atau kenangan dari kunjungan seseorang ke suatu tempat/daerah/negara.
Upaya Mewujudkan Sapta Pesona
Proses pembangunan pariwisata harus berjalan seiring dengan peningkatan sadar wisata masyarakat. Demikian pula penciptaan Sapta Pesona harus sejalan dengan pembangunan daerah pada khususnya dan pembangunan nasional pada umumnya.
Adalah merupakan tugas bersama antara pemerintah, dunia usaha/swasta, dan masyarakat sesuai dengan profesinya masing-masing untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan terwujudnya Sapta Pesona dan menciptakan iklim yang baik bagi tumbuh berkembangnya sadar wisata masyarakat.
Mewujudkan Sapta Pesona, identik dengan menambah pesona pariwisata Indonesia (termasuk pariwisat Jawa Tengah). Itu berarti, meningkatkan daya tarik atau daya pesona pariwisata kita atau daya tarik obyek dan daya tarik wisata.
Bagaiman caranya? Masing-masing kita harus berusaha sedapat mungkin agar sikap, tingkah laku, perbuatan dan cara hidup kita sehari-hari mencerminkan unsur-unsur yang terkandung dalam Sapta Pesona, yakni secara sadar, teratur dan berencana berperan aktif dalam turut :
1. Memelihara keamanan :
Tidak melakukan hal-hal yang dapat mengakibatkan suasana tidak aman atau menimbulkan terganggunya keselamatan orang lain. Bekerja sama dengan aparat keamanan untuk menanggulangi masalah keamanan lingkungan.
2. Memelihara ketertiban umum :
Berusaha mematuhi peraturan-peraturan, tata tertib di jalan raya, maupun ditempat-tempat umum, membiasakan diri bersabar berbaris menunggu giliran, antri dan sebagainya.
3. Menjaga kebersihan :
Membudayakan sifat, sikap penampilan yang bersih dan apik dalam segala hal, suka kebersihan, secara sadar senantiasa berupaya menampilkan dan menjaga kebersihan dimanapun berada.
4. Membantu program penghijauan :
Turut membantu program penghijauan (pemanfaatan lahan/ pekarangan untuk penghijauan), turut memelihara pertumbuhab pohon2 pelindung yang ditanam sepanjang pinggir jalan raya, dll.
5. Menciptakan lingkungan yang indah :
Turut memelihara keindahan kota/desanya masing2, mempercantik lingkungan kawasan pemukiman, hotel, restauran, oerkantoran, kawasan pertokoan, pusat2 perbelanjaan, dan memperindah jalur wisata dan lingkungan obyek wisata.
6. Memperlihatkan sikap ramah amah :
Keramah tamahan yang merupakan warisan budaya bangsa hendaknya tetap dijaga, dijunjung tinggi dan tercermin dalam tata kehidupan, tata pergaulan sehari-hari.
7. Menyajikan kenangan yang indah :
Turut menyajikan dan memelihara suasana, iklim, kesempatan, dan pelayanan yang baik, yang dapat membuahkan kenangan indah, kenangan manis yang tak mudah dilupakan baik bagi wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara.

" Cirebon The Gate of Secret " sebagai Promo Dagang Potensi Kota Cirebon

Sebagai warga Kota Cirebon " Wonk Cherbon " tentunya setiap geliat dan tarikan napas daerahnya agar untuk turut andil berpartisipasi aktif dalam mengangkat segala potensi Kota Cirebon sesuai dengan bidang masing-masing, tulisan ini diangkat sebagai bentuk dukungan kami sebagai warga kepada Pemerintah Kota Cirebon, mengingat baru-baru ini Kota Cirebon dibawah kepemimpinan Bapak Subardi, S.Pd, konsokuensi dan totalitalitasnya terhadap komitmen dan Visi - Misi membangunan Kota Cirebon banyak dipertanyakan masyarakatnya, namun sebuah angin segar bagi kami warganya bahwa baru-baru ini Walikota Cirebon bersama Kepala Dinas Disporbudpar Drs. Abidin Aslich meluncurkan sebuah merek dagang untuk menjual segala potensi Kota Cirebon yang ujungnya bermuara pada peningkatan Kunjungan Wisata ke Kota Cirebon.

Merek dagang atau biasa disebut dengan Branding bukan hanya dibutuhkan untuk mempromosikan produk barang saja, dalam dunia Pariwisata pun kini memamfaatkanya sebagai salah satu kiat untuk meningkatkan kunjungan wisata. sehingga daerah-daerah yang memiliki potensi wisata mulai membuat brand pariwisatanya, dengan kata-kata atau slogan yang menunjukkan ciri dan potensi wisata yang dimilikinya.
Dibeberapa daerah lain cukup efektif dengan mengkampayekan slogan tersebut, seperti
branding Pariwisata DKI Jakarta dengan slogan " Enjoy Jakarta ", Solo " Spirit of Java " Jogja dengan slogannya "Never Ending Asia" Bali slogannya "Santi,Santi,Santi" maka pantaslah kiranya Kota Cirebon juga menggunakan slogan untuk percepatan peningkatan kunjungan wisata dan " Cirebon the Gate of Secret " (Cirebon Pintu Gerbang Rahasia)
Sebuah slogan pariwisata yang penuh philosofi dan mengundang teka-teki banyak orang tentunya, karena ketika daerah lain menawarkan kenikmatan, keindahan, kemegahan dan dan sesuatu yang menarik lainnya, Kota Cirebon justru menawarkan slogan yg penuh teka;teki, Rahasia, sesuatu yang belum diketahui seperti apa adanya, dan sepertinya tak ubahnya membeli kucing dalam karung....
itulah hal menarik tentunya yg akan mengundang banyak orang bertanya dn penasaran terutama para wisatawan, dengan harapan mereka kemudian tertarik menjadikan Kota Cirebon sebagai tujuan wisata.

Lantas apakah titik-titik yang akan menjadi teka-teki itu sudah siap mendukungnya, wal hasil, karena beberapa tempat yang sudah dijadikan ikon pariwisata Kota Cirebon, kondisinya sangat memprihatainkan, tengaok saja seperti Keraton Kanoman beberapa waktu mendemo Walikota nya sendiri, Keraton Kasepuhan yg geliatnya masih kurang menggema sepeninggalnya Sultan Sepuh Maulana Pakuningrat, SH dan obyek wisata Gua Sunyaragi yang pada jaman Orba cukup favorit kini hilang rasa keindahan, dan kenyamanannya serta tempat-tempat wisata jiarah lainnya.

Semoga....Branding tersebut mempunyai makna-makna luhur yang juga banyak tersembunyi dalam filosofi kesenian tradisional Cirebon, yang tidak semua orang dapat memahaminya. maka harapan branding itu ingin menunjukan bahwa Kota Cirebon disamping memiliki potensi wisata yang berupa fisik, namun juga mempunyai kekayaan makna yang bersifat Rahasia, sehingga memasuki Kota Cirebon seolah memasuki belantara yang penuh dengan rahasia yang berupa makna-makna, seperti makna yang digambarkan pada Mesjid Sang Cipta Rasa dari pintunya yg buat rendah, atau Kereta Kencana Singa Barong dan Paksi Naga Liman, semua memiliki Rahasia.

walau banyak kalangan yang menilai branding ini sulit dimengerti (apalagi bahasanya) membingungkan dan sulit dipahami oleh masyarakat, meski sebutulnya makna dari kalimat tersebut cukup kuat.
bahkan sebagian masyarakatpun bertanya apakah kalimat slogan itu betul merupakan refresentasi dari produk wisata yang akan dijual oleh Kota Cirebon ?
yaa semoga saja walau branding itu tidak identik dengan logo atau semboyan,akan betul-betul mencerminkan jiwa dan sikap keseharian warga (emotional binding) atau keterikatan emosional yang kuat warga Kota Cirebon dgn branding yang diklaimnya,
sebagai warga berharap slogan itu akan membawah Kota Cirebon lebih maju dan berkepribadian.

Saka Pariwisata membuat Pramuka Sadar Wisata

Salah satu unsur penting dalam pembangunan bidang kebudayaan dan pariwisata adalah para pemangku kepentingan (stakeholder) dan masyarakat Terbukti, Satuan Karya (Saka) Pariwisata dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) diyakini ampuh mendongkrak arus kunjungan wisata (turisme), khususnya di Jawa Barat (Jabar).
Hal itu mengemuka dalam pelatihan pamong Saka Pariwisata dalam rangka pembinaan sadar wisata di kalangan Pramuka dan Pokdarwis di destinasi pariwisata untuk wilayah Jawa Barat yang dibuka oleh Direktur Pemberdayaan Masyarakat Ditjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) Drs Bakri MM, yang berlangsung di Kota Bandung dan Soreang, Kabupaten Bandung
Menurut Direktur Pemberdayaan Masyarakat Kemenbudpar yang akrab disapa Kak Bakri, pelatihan pamong Saka Pariwisata sebagai tindak lanjut dari pembentukan Pramuka Saka Pariwisata pada kegiatan Jam-bore Nasional "IX, Teluk Ge-lam, Kabupalen OKI, Sumsel. "Saka Pariwisata akanmenyusul satuan karya lain yang telah terbentuk sebelumnya yakni Saka Wira Kartika (TNI AD), Saka Bahari (TNI AL). Saka Dirgantara (TNI AU), Saka Wanabakti (Kementerian Kehutanan), Saka Tarunabumi (Kementerian Pertanahan), Saka Kencana (BKKBN), Saka Baku Husada (Kementerian Kesehatan), dan Saka Bhayangkara (Polri)," ujarnya.
Kak Bakri menjelaskan, pembentukan Saka Pariwisata bertujuan meningkatkan kepedulian, peran, dan partisipasi generasi muda, khususnya melalui wadah Pramuka untuk berperan aktif dalam kegiatan pembangunan di bidang kepariwisataan.
"Agar mereka bisa membantu, membina, dan mengembangkan kegiatan penyelenggaraan kepariwisataan yang berkelanjutan, seperti pengelolaan perjalanan wisata/pemanduan wisata, pemberdayaan masyarakat dalam rangka perwujudan sadar wisata dan aksi Sapta Pesona di sekitar destinasi pariwisata," katanya
Menurut Kak Bakri, keberadaan Saka Pariwisata di-maksudkan sebagai upaya melakukan sosialisasi sadar wisata melalui implementasi Sapta Pesona untuk mendukung pembangunan kepariwisataan daerah. Selain itu juga sebagai wadah kegiatan dan latihan kepariwisataan bagi anggota pramuka, dengan kegiatan nyata dan praktis di bidang kepariwisataan yang berguna baik untuk dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Kak Bakri berharap, Saka Pariwisata dapat dijadikan gerakan bersama mewujudkan masyarakat yang peduli pada alam dan mampu melestari-kannya. "Ini juga dapat dijadikan momentum penting dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang kepariwisa-taan, dan untuk mengenalkan kembali dunia kepariwisataan daerah. Sehingga mampu memberdayakan dan menggerakan serta memberikan dampak pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat," ucapnya.
Program Ditjen PDP Ke-menbudpar ini temyata mendapat respon positif bagi pembangku kepentingan, diantaranya Wakil Ketua Kwarda Jabar Engkus Sutisna, Kabid Objek Daya Tarik Wisata Disbudpora Kabupaten Sumedang Elly Suliasih dan pengelola objek wisata Cipanas, Sekarwangi, Kabupaten Sumedang, A Rohaini.
Menurut Kak Engkus, pemerintah sangat cerdas membentuk kelompok-kelompok penggerak kepariwi-sataan seperti melalui kegiatan kepramukaan. "Ini sangat potensial membangkitkan turisme Indonesia. Organisasi kepramukaan adalah sebagai wadah pendidikan luar sekolah yang dapat melakukan berbagai bentuk kegiatan menarik untuk memaksimalkan hasil karya sebagai kelompok penggerak pariwisata dan pramuka dapat juga menjadi contoh teladan generasi muda dalam membantu pemerintah melakukan sosialisasi sadar wisata dan sapta pesona sebagai pedoman pembangunan kepariwisataan," katanya.
Kak Engkus menjelaskan, Saka Pariwisata akan dikembangkan menjadi tiga krida. Yakni. Krida Pemandu Wisata yang meliputi penge-tahuan daya tarik wisata, perjalanan wisata, pemanduan perjalanan wisata, pemimpin perjalanan wisata. Sedangkan Krida Penyuluh Pariwisata terdiri dari penyuluh sadar wisata dan penyuluh eko-wisata, dan Krida Kuliner Wisata meliputi masakan khas lokal dan makanan ringan. "Ini sangat posrtif-konstruktif bagi pramuka dan dunia pariwisata," ujarnya.
Kelompok Sadar Wisata
Sementara itu, pembentukan kelompok sadar wisata berlangsung di Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung. Masyarakat yang terlibat di kegiatan pariwisata daerah menyambut antusias. "Ini dimaksudkan untuk membangun komitmen komponen masyarakat secara bersama-sama menciptakan lingkungan dan suasana yang kondusif bagi perkembangan dan kemajuan pariwisata di Jabar. Dan saya optimis Jabar yang dikaruniai sumber daya alam yang indah dan mempesona bisa lebih unggul pariwisatanya dibandingkan daerah lain dengan kerja keras semuanpihak," ujar Direktur Pemberdayaan Masyarakat Bakri disambut tepuk tangan saat memberikan penjelasan visualisasi destinasi yeng masuk dalam program PNPM Mandiri Desa Wisata,
Melalui penerapan dan perwujudan Sapta Pesona (Keamanan, Ketertiban, Kebersihan, Kesejukan, Keindahan, Keramahan, dan Kenangan).
Menurut Elly Suliasih, ada korelasi kuat lintas sektor dalam pembangunan kepariwisataan yang menggerakkan ekonomi dan investasi. Yakni, relasi antarkomponen produk wisata dan jasa layanan dalam kegiatan kepariwisataan akan melibatkan unsur-unsur tersebut
Hal sama disampaikan A Rohaini; "Jaringan "maskapai penerbangan, tranportasi, hotel, biro-biro perjalanan, industri jasa boga, dan berbagai jasa terkait lainnya akan lebih terkoordinasi oleh keberadaan pokdarwis."
Ia juga mengaku optimistis. "Eksistensi Pokdarwis ini sangat prospektif bagi kami Terutama, dalam menciptakan peluang sangat besar bagi ketersediaan lapangan kerja dan tumbuhnya sektor-sektor usaha yang terkait di daerah kami," katanya

Loka Karya Pembentukan Saka Pariwisata

Salah satu unsur penting dalam pembangunan bidang kebudayaan dan pariwisata adalah para pemangku kepentingan (stakeholder) dan masyarakat Pemerintah dapat membentuk kelompok-kelompok penggerak kepariwisataan seperti melalui kegiatan kepramukaan. Organisasi ini dinilai sangat potensial menjadi "pembangkit" turisme lndonesia.
"Organisasi kepramukaan adalah sebagai wadah pendidikan luar sekolah yang dapat melakukan berbagai bentuk kegiatan menarik untuk memaksimalkan hasil karya sebagai kelompok penggerak pariwisata dan pramuka dapat juga menjadi contoh teladan generasi muda dalam membantu pemerintah melakukan sosialisasi sadar wisata dan sapta pesona sebagai pedoman pembangunan kepariwisataan," kata Direktur Pemberdayaan Masyarakat Ditjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbud-par) Drs Bakri MM. . Hal itu disampaikannya pada Pencanangan dan
Lokakarya Pembentukan Satuan Gerakan Pramuka Pariwisata (Saka Pariwisata) di Bumi Perkemahan Teluk Gelam, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel), pekan lalu. Direktur Pemberdayaan Masyarakat yang akrab dipanggil Kak Bakri menjelaskan, pembentukan Saka Pariwisata bertujuan meningkatkan kepedulian, peran, dan partisipasi generasi muda, khususnya melalui wadah Pramuka untuk berperan aktif dalam kegiatan pembangunan di bidang kepariwisataan.
"Agar mereka bisa membantu, membina, dan mengembangkan kegiatan penyelenggaraan kepariwisataan yang berkelanjutan, pengelolaan peijalanan wisata/ pemanduan wisata, pemberdayaan masyarakat dalam rangka perwujudan sadar wisata dan aksi Sapta Pesona di sekitar destinasi pariwisata," katanya.
Tampil sebagai narasumber lainnya Ketua Umum Kwartir Nasional (Kwamas) Gerakan Pramuka Kak Azrul Azwar, Kak Haryana dan Kak Hernowo Muliawan dari
UGM, Ketua Kwamas Kak Amoroso Katamsi, dan Kepala Dinas Budpar Sumsel Kak Jhonson. Para pembicara ini memaparkan secara komprehensif dalam sesi "Pengenalan Saka Pariwisata".
Kegiatan lokakarya yang merupakan bagian dari kegiatan Jambore Nasional (Jamnas) IX Tahun 2011 tersebut dihadiri ratusan perwakilan dari Kwarda dan Kwarcab seluruh Indonesia serta diseilingi kegiatan penanaman pohon secara simbolis di sekitar lokasi perkemahan yang disambut atraksi kesenian Tari Kipas Bdin-cak binaan Dinas Budpar
Provinsi Sumsel.
Kak Bakri yang didampingi Kasubdit Peran Serta Media Kak Sarman Pamungkas dan Kasubdit Sadar Wisata Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Kak Yabes Tosia berkesempatan meninjau aktivitas kepramukaan di Bumi Perkemahan Teluk Gelam, sekaligus menyaksikan penyerahan penghargaan lomba Sapta Pesona tingkat kelurahan yang dirangkai pentas seni budaya.
Menurut Kak Bakri, keberadaan Saka Pariwisata dimaksudkan sebagai upaya melakukan sosialisasi sadar wisata melalui implementasi Sapta Pesona untuk men-dukung pembangunan kepariwisataan daerah.
"Juga sebagai wadah kegiatan dan latihan kepariwisataan bagi anggota pramuka, dengan kegiatan nyata dan praktis di bidang kepariwisataan yang berguna baik untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan negara," ucapnya.
Kak Bakri berharap, Saka Pariwisata dapat dijadikan gerakan bersama mewujudkan masyarakat yang peduli pada alam dan mampu melestarikannya "Ini juga dapat dijadikan momentum penting dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis dibidang kepariwisataan, dan untuk mengenalkan kembali dunia kepariwisataan daerah. Sehingga mampu memberdayakan dan menggerakan ekonomi masyarakat," ucapnya.
Dalam lokakarya tersebut, para narasumber sepakat menyatakan bahwa justifikasi pembentukan Saka Pariwisata sangat beralasan. "Karena, pariwisata merupakan sektor dan pilar strategis pembangunan nasional," ujar Kak Amoroso Katamsi.
Ditegaskan kembali oleh Kak Bakri dalam paparannya bahwa ada korelasi kuat lintas sektor dalam pembangunan kepariwisataan yang menggerakkan ekonomi dan investasi. Yakni, relasi antarkomponen produk wisata dan jasa layanan dalam kegiatan kepariwisataan akan melibatkan unsur-unsur seperti, jaringan maskapai penerbangan, tranportasi, hotel, biro-biro perjalanan, industri jasa boga, dan berbagai jasa terkait lainnya
"Prospek ini menciptakan peluang yang sangat besar bagi ketersediaan lapangan kerja dan tumbuhnya sek-tor-sektor usaha yang terkait," katanya
Oleh sebab itu, tutur Kak Bakri, maka wajar bila tahun 2009 sektor pariwisata menempati urutan ketiga sebagai penyumbang devisa terbesar nasional. Yaitu, mencapai Rp 6,3 juta dolar AS.
Di lain pihak, Kakwamas Kak Azrul Azwar mendukung pembentukan Saka Pariwisata. Dia berharap, Saka Pariwisata bisa terus dikembangkan untuk mengembangkan dan memajukan turisme Indonesia.
Kak Azrul menjelaskan bahwa Saka Pariwisata akan dikembangkan menjadi tiga Krida yakni Krida Pemandu Wisata yang meliputi pengetahuan daya tarik wisata, peijalanan wisata, pemanduan perjalanan wisata, pemimpin peijalanan wisata. Sedangkan Krida Penyuluh Pariwisata terdiri dari penyuluh sadar wisata dan penyuluh ekowisata, dan Krida Kuliner Wisata meliputi masakan khas lokal dan makanan ringan.

Rabu, 05 Oktober 2011

Laporan Kegiatan Pelatihan Pamong Saka Pariwisata




Cirebon, 05 Oktober 2011

Perihal               :  Surat Pengantar
                               Laporan Kegiatan Pelatihan Pamong Saka

Kepada Yth,
Kwartir Cabang Gerakan Pramuka
Kota Cirebon
di-

    TEMPAT


Salam Pramuka,

Menindaklanjuti Surat Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Barat Nomor 538/09-A tanggal 27 September 2011 tentang Pelatihan Pamong Satuan Karya Pramuka dan Surat Tugas dari Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Kota Cirebon nomor : 097/0920-A tanggal 28 September 2011 maka kami yang bertanda tangan dibawah ini :
           
            Nama              : SUTIRMAN - MT
            Jabatan            : Andalan Cabang Urusan Humas
            Alamat                        : Jl. Sekar Kemuning No. 28 RT. 01  RW. 03 Karya Mulya – Kota Cirebon

Bermaksud melaporkan kegiatan Pelatihan Pamong Saka yang diselenggarakan pada  :

            Hari / Tanggal : Jum’at, 30 September 2011
            Waktu              : Pukul 08.00 s.d 22.00 WIB
            Tempat            : The Imperium Internasional Hotel
                                      Jl. Dr. Rum No. 30 – 32 Bandung 40171
            Materi             : Terlampir.

Demikian Surat Pengantar Laporan Kegiatan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami mengucapkan terima kasih


                                                                                                                                Cirebon, 05 Oktober 2011
                                                                                                                                Pelapor,


                                                                                                                                               

                                                                                                                                SUTIRMAN – MT
                                                                                                                                NTA : 09.20.00.00036


Tembusan :
1.       Yth. Ka. Disporbudpar Kota Cirebon
2.       Arsip. 

 
LAPORAN HASIL KEGIATAN
PELATIHAN PAMONG SATUAN KARYA PRAMUKA PARIWISATA
TINGKAT JAWA BARAT
DI HOTEL INTERNASIONAL IMPERIUM BANDUNG
TANGGAL  30 SEPTEMBER 2011

I.           PENDAHULUAN
Sebagaimana tertuang dalam Surat Dinas Pariswisata Dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Nomor 556/1548-kepar Tanggal 26 September 2011 perihal Pembinaan Sadar Wisata maka Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Barat  menindaklanjutinya dengan mengeluarkan Surat Nomor 538/09-A tanggal 27 September 2011 tentang Pelatihan Pamong Satuan Karya yang disebarkan kepada seluruh Kwartir Cabang se- Jawa Barat untuk dapat mengirimkan 1 (satu) orang Andalan Cabang Urusan Saka / Andalan Cabang yang mengusai mekanisme Satuan Karya, maka sebagaimana surat-surat tersebut diatas Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Kota Cirebon melalui Surat Tugas nomor : 097/0920-A tanggal 28 September 2011 telah menugaskan kepada
    
     Nama              : SUTIRMAN - MT
     Jabatan            : Andalan Cabang Urusan Humas
     Alamat                        : Jl. Sekar Kemuning No. 28 RT. 01  RW. 03 Karya Mulya – Kota Cirebon

Untuk mengikuti kegiatan Pelatihan Pamong Saka yang diselenggarakan pada  :

     Hari / Tanggal : Jum’at, 30 September 2011
     Waktu              : Pukul 08.00 s.d 22.00 WIB
     Tempat            : The Imperium Internasional Hotel
                               Jl. Dr. Rum No. 30 – 32 Bandung 40171
     Susunan Acara            : Terlampir.

Sebagaimana diamanatkan dalam Surat Tugas tersebut, maka sebagai yang ditugaskan untuk dapat menyampaikan Laporan Kegiatan yang diikuti kepada Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Cirebon selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari setelah pelaksanaan kegiatan, maka melalui Laporan ini kami sengaja membuat penyusunan pelaporan kegiatan yang baru saja kami ikuti ini.

II.         SATUAN KARYA PRAMUKA
( Materi Pelatihan yang disampaikan oleh : Kak. Susi Yuliati, Waka Pusdiklatnas )
Satuan Karya Pramuka (Saka) adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan pengalaman para pramuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Satuan Karya diperuntukkan bagi para Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega atau para pemuda usia antara 16-25 tahun dengan syarat khusus. Setiap Satuan Karya memiliki beberapa krida, dimana setiap Krida mengkususkan pada subbidang ilmu tertentu yang dipelajari dalam Satuan karya tersebut. Setiap Krida memiliki Syarat Kecakapan Khusus untuk memperoleh Tanda Kecakapan Khusus Kelompok Kesatuan Karyaan yang dapat diperoleh Pramuka yang bergabung dengan Krida tertentu di Saka tersebut.

Satuan Karya Pramuka juga memiliki kegiatan khusus yang disebut Perkemahan Bakti Satuan Karya Pramuka disingkat Pertisaka yang dilaksanakan oleh tiap-tiap saka, sedangkan kegiatan yang dilaksanakan secara bersama-sama lebih dari satu saka yang disebut Perkemahan Antar Satuan Karya Pramuka disingkat Peransaka. Kegiatan Peransaka antara lain melakukan transfer bidang keilmuan masing-masing Satuan Karya.

Satuan Karya Pramuka (Saka) merupakan wadah pembinaan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan anggota muda dan anggota dewasa muda dalam bidang tertentu serta melakukan kegiatan nyata sebagai pengabdian kepada masyarakat sesuai aspirasi pemuda Indonesia dengan menerapkan prinsip dasar dan metode kepramukaan.

Kegiatan itu menghasilkan pengalaman,  tambahan pengetahuan dan teknologi, keterampilan dan kecakapan yang kelak menjadi bekal hidup anggota muda dan anggota dewasa muda.

Setiap Satuan Karya Pramuka mengkhususkan diri pada pengabdian di bidang tertentu berdasarkan spesialisasi atau keterampilan khusus.

Anggota Satuan Karya Pramuka adalah Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega putera dan puteri dari gugusdepan di wilayah ranting yang bersangkutan, tanpa melepaskan diri dari keanggotaan gugusdepannya. Satuan Karya Pramuka dibina oleh Kwartir Ranting/Cabang
Anggota Satuan Karya Pramuka wajib meneruskan pengetahuan dan kemampuannya kepada anggota lain di gugusdepannya sebagai Instruktur Muda. Anggota Putera dan anggota Puteri dihimpun dalam satuan karya yang terpisah, masing-masing merupakan satuan karya yang berdiri sendiri.

Pada dasarnya Satuan Karya hanya diatur di tingkat Nasional oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, namun ternyata ada Satuan Karya yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kwartir Daerah yang bersangkutan.

Satuan Karya Pramuka yang Berlaku Nasional
1.      Saka Dirgantara
Logo SakaDirgantara

Saka Dirgantara adalah wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang kedirgantaraan guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Satuan Karya ini membidangi bidang kedirgantaraan, umumnya saka ini hanya berada di wilayah yang memiliki potensi kedirgantaraan, dengan kata lain memiliki landasan udara.
Pelatihan Saka Dirgantara umumnya memperbantukan para profesional di bidang kedirgantaraan, TNI AU, pihak perusahaan penerbangan dan klub aeromodelling. Pelatihan biasanya diadakan di sebuah Pangkalan Udara tertentu.

Krida-krida dalam Saka Dirgantara, sebagai berikut.
1.              Krida Olahraga Dirgantara
2.              Krida Pengetahuan Dirgantara
3.              Krida Jasa Kedirgantaraan

Kecakapan Khusus Kelompok Kedirgantaraan, sebagai berikut.
Krida Olah Raga Dirgantara
1.               Terbang Bermotor
A.      Terbang Layang
B.      Aeromodelling
C.      Terjun Payung
D.     Layang Gantung
2.              Krida Pengetahuan Dirgantara
A.       Aerodinamika
B.      Pengaturan Lalu Lintas Udara (PLLU)
C.      Meteorologi
D.     Fasilitas Penerbangan
E.      Navigasi Udara
3.              Krida Jasa Dirgantara
A.        Teknik Mesin PesawaT
B.        Komunikasi
C.        Aerial Search And rescue
D.       Struktur Pesawaat.








2.      Saka Bhayangkara
Logo Saka Bhayangkara

Saka Bhayangkara adalah wadah kegiatan kebhayangkaraan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam bidang keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas), guna menumbuhkan kesadaran berperan serta dalam pembangunan nasional. Satuan Karya ini membidangi bidang kebhayangkaraan.

Saka Bhayangkara ialah Satuan Karya terbesar dan paling berkembang di Indonesia. Saka Bhayangkara dapat dibentuk di hampir seluruh wilayah Kwartir di Indonesia, tidak terbatas pada suatu sumber daya atau kondisi alam. Dalam pelatihan Saka Bhayangkara, umumnya Gerakan Pramuka bekerjasama dengan pihak Kepolisian Republik Indonesia dan kadang-kadang memperbantukan pihak Dinas Pemadam Kebakaran. Biasanya Saka Bhayangkara berada dibawah pembinaan Kepolisian Republik Indonesia.

Krida-krida dalam Saka Bhayangkara, sebagai berikut.
1.              Krida Ketertiban Masyarakat (Tibmas)
2.              Krida Lalu Lintas (Lantas)
3.              Krida Pencegahan dan Penaggulangan Bencana (PPB)
a.       Subkrida Pasukan Berkuda (Paskud)
b.      Subkrida Pasukan Anjing Pelacak (Paskan)
c.       Subkrida Pemada Kebakaran (Damkar)
d.      Subkrida Search And Rescue (SAR)
4.              Krida Pengenalan Tempat Kejadian Perkara (PTKP)

Pada saat ini Krida saka bhayangkara yang memiliki subkrida Paskud hanya di wilayah Jakarta Timur, tepatnya Ranting Pasar Rebo, Ciracas, dan Cipayung.
3.       Saka Bahari
Logo Saka Bahari
Satuan Karya Bahari adalah wadah bagi Pramuka yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan nyata, produktif dan bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa cinta dan menumbuhkan sikap hidup yang berorentasi kebaharian termasuk laut dan perairan dalam. Satuan Karya ini membidangi bidang Kelautan.
Pembinaan Saka Bahari bekerjasama dengan pihak TNI AL, Profesional di bidang Olahraga Air, Departemen Pariwisata dan Departemen Kelautan. Umumnya Saka Bahari hanya berada di wilayah yang memiliki potensi di bidang Bahari.
Krida-krida dalam Saka Bahari, sebagai berikut.
1.     Krida Sumberdaya Bahari
2.     Krida Jasa Bahari
3.     Krida Wisata Bahari
4.     Krida Reksa Bahari




4.       Saka Bhakti Husada
Logo Saka Bhakti

Saka Bakti Husada adalah wadah pengembangan pengetahuan, pembinaan keterampilan, penambahan pengalaman dan pemberian kesempatan untuk membaktikan dirinya kepada masyarakat dalam bidang kesehatan.

Saka Bakti Husada diresmikan pada tanggal 17 Juli 1985, dengan dilantiknya Pimpinan Saka Bakti Husada Tingkat Nasional oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang kemudian dicanangkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada tanggal 12 November 1985 sebagai Hari Kesehatan Nasional di Magelang.
Saka Bakti Husada bertujuan untuk mewujudkan kader pembangunan di bidang kesehatan, yang dapat membantu melembagakan norma hidup sehat bagi semua anggota Gerakan Pramuka dan masyarakat di lingkunganya. Kegiatan kesakaan dilaksanakan di gugusdepan dan satuan karya Pramuka disesuaikan dengan usia dan kemampuan jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut dilaksanakan sedapat-dapatnya dengan praktek berupa kegiatan nyata yang memberi kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya dengan menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya.
Krida-krida dalam Saka Bakti Husada, sebagai berikut.
1.    Krida Bina Lingkungan Sehat
2.    Krida Bina Keluarga Sehat
3.    Krida Penanggulangan Penyakit
4.    Krida Bina Gizi
5.    Krida Bina Obat
6.    Krida Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
5.       Saka Keluarga Berencana
Logo Saka Kencana
Saka Keluarga Berencana (Kencana) adalah wadah kegiatan dan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan praktis dan bakti masyarakat, dalam bidang Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera dan Pengembangan Kependudukan. Pembinaan Saka Kencana berada di bawah Gerakan Pramuka yang bekerjasama dengan Badan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Krida-krida Saka Keluarga Berencana, sebagai berikut.
1.    Krida Bina Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB dan KR)
2.    Krida Bina Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS dan PK)
3.    Krida Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (Advokasi dan KIE)
4.    Krida Bina Peran Serta Masyarakat (PSM).




6.       Saka Taruna Bumi
Logo Saka Taruna Bumi
Saka Taruna Bumi adalah wadah bagi para Pramuka untuk meningkatkan dan mengembangkan kepemimpinan, pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapan para anggotanya, sehingga mereka dapat melaksanakan kegiatan nyata dan produktif serta bermanfaat dalam mendukung kegiatan pembangunan pertanian. Pembinaan Saka Taruna Bumi dilakukan oleg Gerakan Pramuka bekerjasama dengan Departemen Pertanian, LIPI, dan Lembaga Holtikultura.
Krida-krida dalam Saka Taruna Bumi, sebagai berikut.
1.    Krida Pertanian dan Tanaman Pangan
2.    Krida Pertanian Tanaman Perkebunan
3.    Krida Perikanan
4.    Krida Peternakan
5.    Krida Pertanian Tanaman Holtikultura.
7.       Saka Wanabakti
Logo Saka Wanabhakti
Saka Wanabakti adalah wadah bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk melaksanakan kegiatan nyata, produktif dan bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa tanggungjawab terhadap pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Pembinaan Saka Wanabhakti bekerjasama dengan Departemen Kehutanan, Perhutani dan LSM Lingkungan Hidup/Lembaga Profesional terkait.
Krida-krida dalam Saka Wanabakti, sebagai berikut.
1.    Krida Tata Wana
2.    Krida Reksa Wana
3.    Krida Bina Wana
4.    Krida Guna Wana.
8.       Saka Wira Kartika
Logo Saka Wira Kartika
Saka Wira Kartika baru berupa saka rintisan yang mulai dilaksanakan pada akhir tahun 2007. Pembentukannya berdasarkan Peraturan Bersama Kepala Staf Angkatan Darat dengan Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka nomor 182/X/2007 dan 199 tahun 2007 tanggal 28 Oktober 2007 tentang kerjasama dalam usaha pembina dan pengembangan pendidikan bela negara dan kepramukaan.
Krida-krida dalam Saka Wira Kartika, sebagai berikut.
1.    Krida Survival
2.    Krida Pionering (Perintis)
3.    Krida Mountainering
4.    Krida Navigasi Darat
5.    Krida penanggulangan bencana alam

Saka yang Berlaku di daerah tertentu :
1.       Saka Bina Sosial
Logo Saka Bina Sosial
Saka Bina Sosial adalah satuan karya pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilamn praktis dibidang usaha kesejahteraan sosial guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Saka Pustaka dapat kedudukan di Perpustakaan Umum, meskipun demikian dapat pula berkedudukan di Kwartir Cabang. Sejauh ini hanya Kwarda Jawa Tengah yang mempunyai secara resmi Saka ini.
2.       Saka Kerohanian
Saka Kerohanian adalah satuan karya pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilamn praktis dibidang pekerjaan kerohanian menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Dulu saka ini pernah aktif di bawah binaan Kwartir Cabang Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan. Sekarang Saka Kerohanian sudah tidak ada lagi.
3.       Saka Panduwisata
Logo Saka Pandu Wisata
Saka Panduwisata adalah satuan karya pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilamn praktis dibidang kepariwisataan guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Pariwisata yang dimaksud adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha lain yang terkait dibidang tersebut.
Berbeda dengan Saka-saka yang lain. Saka Panduwisata dapat kedudukan di Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW), meskipun dapat pula berkedudukan di Kwartir Cabang. Sejauh ini hanya Kwarda Jawa Tengah yang mempunyai secara resmi Saka ini.
Krida-krida dalam Saka Panduwisata, sebagai berikut.
1.    Krida Bina Obyek Wisata
2.    Krida Bina Pramuwisata
3.    Krida Bina Sarana Wisata
4.    Krida Bina Seni Budaya
4.       Saka Pekerjaan Umum
Saka Pekerjaan Umum adalah satuan karya pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilamn praktis dibidang pekerjaan umum guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Dulu ini adalah salah satu saka yang cukup aktif yang berada di bawah binaan Kwartir Daerah Kalimantan Selatan. Sekarang Saka Pekerjaan Umum sudah tidak ada lagi.


5.       Saka Pustaka
Logo Saka Pustaka
Saka Pustaka adalah satuan karya pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilamn praktis dibidang kepustakaan guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Saka Pustaka dapat kedudukan di Perpustakaan Umum, meskipun demikian dapat pula berkedudukan di Kwartir Cabang. Sejauh ini hanya Kwartir Daerah Jawa Tengah yang mempunyai secara resmi Saka ini.
Saka Pustaka dimotori oleh Perpustakaan Umum Kabupaten Blora, yang mendapat sambutan baik dari Kwartir Cabang Blora maupun Perpustakaan Pusat Daerah Provinsi Jawa Tengah. Dan pada tanggal 29 Desember 2007 secara resmi Saka Pustaka diresmikan di Pendopo Bupati Blora dengan ditandai Pelantikan Pengurus Saka Pustaka Kwartir Daerah Jawa Tengah oleh Ketua Kwartir Daerah Jawa Tengah dan Pelantikan Pengurus Saka Pustaka Kwartir Cabang Blora oleh Ketua Kwartir Cabang Blora.[2]
Lambang Saka Pustaka memiliki arti bahwa Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega (2 tunas kelapa warna coklat) yang tergabung kedalam Saka Pustaka harus mempunyai pancaran semangat (matahari) serta kemauan untuk bisa menjadi kader pembangunan dibidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi (buku) yang dapat membantu melembagakan budaya baca dan belajar bagi semua anggota gerakan pramuka dan masyarakat di lingkungannya dengan tetap berpijak pada landasan Pancasila (Segi Lima) dan sifat-sifat budi luhur manusia (persahabatan = warna biru, kesucian = bintang warna putih, keberanian = warna merah dan elegan/kesatriya = warna hitam) untuk menuju kejayaan/kemakmuran (warna kuning).
Krida-krida dalam Saka Pustaka,
1.       Krida Layanan Perpustakaan (Yanpus)
2.       Krida Pengembangan Bahan Pustaka (Baka)
3.       Krida Pengembangan Perpustakaan (Peta)
4.       Krida Deposit dan Penerbitan (Debit)
6.       Saka Teknologi
Logo Saka Teknologi
Saka Teknologi adalah satuan karya pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilamn praktis dibidang ilmu teknologi guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Sejauh ini Saka Teknologi hanya ada di Kwartir Cabang Purworejo. Berbeda dengan Kwartir Darah Nusa Tenggara Barat menamakan Saka Teknologi dengan penamaan Saka Informasi dan Teknologi.








III.       SAKA PARIWISATA
( Materi Pelatihan yang disampaikan oleh : Kak. Susi Yuliati, Waka Pusdiklatnas )

Saka Pariwisata yang saat ini sedang dalam tahap sosialisasi pendiriannya, yang nantinya mentargetkan diri mengadakan pelatihan seperti ini di 9 (Sembilan) tingkat Kwartir Daerah, dimana ini menjadi Pra syarat mutlak yang harus dipenuhi guna pendirian Satuan Karya Pramuka, yang menurut rencana akan disahkan dan diresmikan pada saat Munas tahun 2013.

Saka Pariwisata hampir sama persis maksud dan tujuannya dengan Saka Panduwisata yang  merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilamn praktis dibidang kepariwisataan guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Pariwisata yang dimaksud adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha lain yang terkait dibidang tersebut, namun yang membedahkannya adalah kalau Saka Panduwisata dibentuk oleh Kwartir Daerah karena sesuai dengan tingkat kebutuhan daerah tersebut, namun Saka Pariwisata akan disahkan melalui keputusan Kwartir Nasional yang akan ditandatangani pada saat Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka yang akan berlangsung pada tahun 2013.
Maka dalam rentan waktu cukup panjang ini, semua unsure Kementerian Kebudayaan dan pariwisata Republik Indonesia yang bekerja sama Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Se- Indonesia dengan tetap berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan dan pariwisita Provinsi Se- Indonesia sedang mengupayakan mensosialisasikan dan penyiapan pendirian Satuan Karya Pramuka Pariwisata.

IV.      KRIDA-KRIDA SAKA PARIWISATA
Menurut rencana Saka Pariwisata akan membentuk beberapa Krida-krida, diantaranya adalah :

1.    Krida Pemandu Wisata
( Materi Pelatihan yang disampaikan oleh : Kak. Joko Dewanto, Mabida DKI, Kadis Budpar DKI Jakarta )

Krida Pemandu Wisata adalah salah satu Krida Saka Pariwisata yang bertujuan memberikan kecapakan bagi pramuka untuk dapat berperan dalam penyelenggaraan dan pemanduan perjalanan wisata. Krida ini diharapkan anggota pramuka mempunyai kemampuan untuk :

a.    Memiliki wawasan dan pengetahuan mengenai keragaman daya tarik wisata dan pengelolaan / pemamfaatannya sebagai bagian dari syarat kecakapan khusus untuk pemanduan wisata
b.    Mempunyai kemampuan dalam program Perjalanan Wisata ( tour Planner )
c.    Mempunyai kemampuan sebagai Pemandu Perjalanan Wisata ( Tour Guide )
d.    Mempunyai kemampuan dan kecakapan sebagai Pemimpin Perjalanan Wisata ( Tour Leader)

2.    Krida Penyuluh Pariwisata
( Materi Pelatihan yang disampaikan oleh : Kak. Ir. Hernawan Hernowo, M.Sc, Staf Kementrian Bud & Par RI )

Krida Penyuluh Pariwisata adalah salah satu krida Saka Pariwisata yang bertujuan memberikan kecakapan bagi anggota Pramuka untuk dapat berperan sebagai motivator dan komunikator dalam penyelenggaraan kepariwisataan seperti menjalankan tugas sebagai penyuluh sadar wisata dalam rangka peran masyarakat untuk mewujudkan lingkungan dan suasana yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan di daerah, maka dengan krida ini diharapkan para anggota pramuka mempunyai kemampuan untuk :
a.      Agar Pramuka dapat memiliki bekal dan materi Penyuluh Sadar Wisata yang mencangkup :
-       Nilai mamfaat Pembangunan Pariwisata
-       Posisi dan peran masyarakat dalam pembangunan pariwisata
-       Pengertian Sadar Wisata dan Sapta Pesona
-       Penerapan komponen Sapta Pesona

b.      Agar Pramuka mempunyai kemampuan untuk dapat menjalankan tugas sebagai Penyuluh Ekowisata dalam rangka mewujudkankan pembangunan pariwisata berkelanjutan melalui pengembangan kegiatan wisata yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan.

3.    Krida Kuliner Pariwisata
( Materi Pelatihan yang disampaikan oleh : Kak.Drs. Tatang Rukhiyat, M.Sc, Ahli Kuliner & Consultan Hotel )

Krida ini bertujuan untuk memberikan kecakapan bagi pramuka untuk dapat membuat, menyajikan dan melestarikan makanan khas local sebagai salah satu daya tarik wisata, atau krida ini berkaitan dengan kemampuan individu anggota Pramuka untuk dapat memasak dan menyajikan masakan ( kuliner ) khas local dan makanan ringan khas local sebagai bagian dari upaya mempromosikan keunikan potensi kepariwisataan daerah, seperti :
a.    Pengetahuan tentang peran kuliner wisata sebagai keunikan local dalam pengembangan pariwisata.
b.    Pengetahuan tentang jenis-jenis makanan dan makanan ringan khas setempat
c.    Pengetatahuan tentang bahan dasar makanan dan makanan ringan khas setempat
d.    Pengetahuan tentang cara pengolahan makanan khas dan makanan ringan khas setempat
e.    Pengetahuan tentang cara dan momen penyajian makanan khas dan makanan ringan khas setempat

V.        LAMBANG SAKA PARIWISATA





















VI.      SKK KRIDA-KIRDA SAKA PARIWISATA
a.    Krida Pemandu Wisata
1.      SKK Pengetahuan Daya Tarik Wisata
2.      SKK Penyusunan Program Perjalanan Wisata ( Tour Planner )
3.      SKK Pemanduan Perjalanan Wisata ( Tour Guiding )
4.      SKK Pemimpin Perjalanan Wisata ( Tour Leader )

b.   Krida Penyuluh Pariwisata
1.      SKK Penyuluh Sadar Wisata
2.      SKK Penyuluh Ekowisata

c.    Krida Kuliner Pariwisata
1.      SKK Masakan Khas Lokal
2.      SKK Makanan Ringan Khas Lokal

VII.    RENCANA TINDAK LANJUT
a.         Koordinasi dengan Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Cirebon
b.    Koordinasi dengan instansi terkait ( Dinas Pemuda dan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon )
c.         Pembentukan Tim Kecil Pembentukan Saka Pariwisata tingkat Kota Cirebon
d.         Sosialisasi Rencana Pembentukan Saka Pariwisata di Kota Cirebon
e.         Pembentukan Unsur Mabisaka, Pamong, Instruktur dan Pimpinan Saka Pariwisata
f.          Rekrutment / Penerimaan Keanggotaan Saka Pariwisata Kota Cirebon.

VIII.  PENUTUP
Demikian penyampaian Laporan kegiatan ini kami sampaikan, apabila dalam pemaparan laporan ini ada kekurangan atau kelebihan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, serta dengan memohon satu harapan untuk selalu mendukung dan partisipasi aktifnya dalam menunjang pembentukan Saka Pariwisata di Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Cirebon. Terima kasih atas kepercayaannya untuk menugaskan kami pada pelatihan tersebut diatas.

                                                                                         Cirebon, 05 Oktober 2011
                                                                                         Pelapor,



                                                                                         SUTIRMAN – MT
                                                                                         NTA : 09.20.00.00036








IX.      LAMPIRAN - LAMPIRAN


SUSUNAN ACARA PELATIHAN PAMONG SAKA DALAM RANGKA
PEMBINAAN SADAR WISATA DI KALANGAN PRAMUKA
HOTEL IMPERIUM BANDUNG, 30 SEPTEMBER 2011

NO.
WAKTU
ACARA
NARASUMBER

08.00 – 08.30
Registrasi Peserta
Dinas Par bud Prov. Jabar

08.30 – 10.00
- Pembukaan
- Lagu Indonesia Raya
- Sambutan – Sambutan :
  - Kadis Par & Bud Provinsi Jawa Barat
  - Kwartir Nasional Gerakan Pramuka , sekaligus 
    Membuka Pelatihan
-          - Pembacaa Do’a
-          Coffe Break.

Kak. Syarif Rodi – Pusdiklatnas
Kak. Aan


Kak. Susi Yuliati – Pusdiklatnas

Kak. Sukadi – Andalan Daerah

10.00 – 11.00
Orientasi Pelatihan dan Dinamika Kelompok
Kak. Seno Novianto – Kwarnas

11.00 – 12.00
Pengetahuan Kesakaan dan Saka Pariwisata
Kak. Susi Yulianti – Pusdiklatnas

12.00 – 13.30
ISOMA


13.30 – 14.30
Pembekalan Krida Pemandu Wisata
Kak. Joko Dewanto, Mabida DKI

14.30 – 15.30
Pembekalan Krida Penyuluh Pariwisata
Kak. Hernawan H, Staf Kemenparbud RI

15.30 – 16.30
Pembekalan Krida Kuliner Pariwisata
Kak. Tatang Rukhiyat, Drs, M.Sc
Ahli Kuliner & Consultan Hotel

16.30 – 19.00
Isoma dan Coffe Break


19.00 – 20.00
Dinamika Kelompok
Kak. Seno Novianto

20.00 – 21.00
Pembentukan Saka Pariwisata
Kak. Syarif Rodi & Kak. Susi Y.

21.00 – 22.00
Upacara Penutupan
Kak. Syarif Rodi

22.00 ………….
Sayonara