Salah satu unsur penting dalam pembangunan bidang kebudayaan dan
pariwisata adalah para pemangku kepentingan (stakeholder) dan masyarakat
Pemerintah dapat membentuk kelompok-kelompok penggerak kepariwisataan
seperti melalui kegiatan kepramukaan. Organisasi ini dinilai sangat
potensial menjadi "pembangkit" turisme lndonesia.
"Organisasi kepramukaan adalah sebagai wadah pendidikan luar sekolah
yang dapat melakukan berbagai bentuk kegiatan menarik untuk
memaksimalkan hasil karya sebagai kelompok penggerak pariwisata dan
pramuka dapat juga menjadi contoh teladan generasi muda dalam membantu
pemerintah melakukan sosialisasi sadar wisata dan sapta pesona sebagai
pedoman pembangunan kepariwisataan," kata Direktur Pemberdayaan
Masyarakat Ditjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbud-par) Drs Bakri MM. . Hal itu
disampaikannya pada Pencanangan dan
Lokakarya Pembentukan Satuan Gerakan Pramuka Pariwisata (Saka
Pariwisata) di Bumi Perkemahan Teluk Gelam, Kabupaten Ogan Komering Ilir
(OKI), Sumatera Selatan (Sumsel), pekan lalu. Direktur Pemberdayaan
Masyarakat yang akrab dipanggil Kak Bakri menjelaskan, pembentukan Saka
Pariwisata bertujuan meningkatkan kepedulian, peran, dan partisipasi
generasi muda, khususnya melalui wadah Pramuka untuk berperan aktif
dalam kegiatan pembangunan di bidang kepariwisataan.
"Agar mereka bisa membantu, membina, dan mengembangkan kegiatan
penyelenggaraan kepariwisataan yang berkelanjutan, pengelolaan
peijalanan wisata/ pemanduan wisata, pemberdayaan masyarakat dalam
rangka perwujudan sadar wisata dan aksi Sapta Pesona di sekitar
destinasi pariwisata," katanya.
Tampil sebagai narasumber lainnya Ketua Umum Kwartir Nasional
(Kwamas) Gerakan Pramuka Kak Azrul Azwar, Kak Haryana dan Kak Hernowo
Muliawan dari
UGM, Ketua Kwamas Kak Amoroso Katamsi, dan Kepala Dinas Budpar Sumsel
Kak Jhonson. Para pembicara ini memaparkan secara komprehensif dalam
sesi "Pengenalan Saka Pariwisata".
Kegiatan lokakarya yang merupakan bagian dari kegiatan Jambore
Nasional (Jamnas) IX Tahun 2011 tersebut dihadiri ratusan perwakilan
dari Kwarda dan Kwarcab seluruh Indonesia serta diseilingi kegiatan
penanaman pohon secara simbolis di sekitar lokasi perkemahan yang
disambut atraksi kesenian Tari Kipas Bdin-cak binaan Dinas Budpar
Provinsi Sumsel.
Kak Bakri yang didampingi Kasubdit Peran Serta Media Kak Sarman
Pamungkas dan Kasubdit Sadar Wisata Direktorat Pemberdayaan Masyarakat
Kak Yabes Tosia berkesempatan meninjau aktivitas kepramukaan di Bumi
Perkemahan Teluk Gelam, sekaligus menyaksikan penyerahan penghargaan
lomba Sapta Pesona tingkat kelurahan yang dirangkai pentas seni budaya.
Menurut Kak Bakri, keberadaan Saka Pariwisata dimaksudkan sebagai
upaya melakukan sosialisasi sadar wisata melalui implementasi Sapta
Pesona untuk men-dukung pembangunan kepariwisataan daerah.
"Juga sebagai wadah kegiatan dan latihan kepariwisataan bagi anggota
pramuka, dengan kegiatan nyata dan praktis di bidang kepariwisataan yang
berguna baik untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan negara," ucapnya.
Kak Bakri berharap, Saka Pariwisata dapat dijadikan gerakan bersama
mewujudkan masyarakat yang peduli pada alam dan mampu melestarikannya
"Ini juga dapat dijadikan momentum penting dalam upaya meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan praktis dibidang kepariwisataan, dan untuk
mengenalkan kembali dunia kepariwisataan daerah. Sehingga mampu
memberdayakan dan menggerakan ekonomi masyarakat," ucapnya.
Dalam lokakarya tersebut, para narasumber sepakat menyatakan bahwa
justifikasi pembentukan Saka Pariwisata sangat beralasan. "Karena,
pariwisata merupakan sektor dan pilar strategis pembangunan nasional,"
ujar Kak Amoroso Katamsi.
Ditegaskan kembali oleh Kak Bakri dalam paparannya bahwa ada korelasi
kuat lintas sektor dalam pembangunan kepariwisataan yang menggerakkan
ekonomi dan investasi. Yakni, relasi antarkomponen produk wisata dan
jasa layanan dalam kegiatan kepariwisataan akan melibatkan unsur-unsur
seperti, jaringan maskapai penerbangan, tranportasi, hotel, biro-biro
perjalanan, industri jasa boga, dan berbagai jasa terkait lainnya
"Prospek ini menciptakan peluang yang sangat besar bagi ketersediaan
lapangan kerja dan tumbuhnya sek-tor-sektor usaha yang terkait," katanya
Oleh sebab itu, tutur Kak Bakri, maka wajar bila tahun 2009 sektor
pariwisata menempati urutan ketiga sebagai penyumbang devisa terbesar
nasional. Yaitu, mencapai Rp 6,3 juta dolar AS.
Di lain pihak, Kakwamas Kak Azrul Azwar mendukung pembentukan Saka
Pariwisata. Dia berharap, Saka Pariwisata bisa terus dikembangkan untuk
mengembangkan dan memajukan turisme Indonesia.
Kak Azrul menjelaskan bahwa Saka Pariwisata akan dikembangkan menjadi
tiga Krida yakni Krida Pemandu Wisata yang meliputi pengetahuan daya
tarik wisata, peijalanan wisata, pemanduan perjalanan wisata, pemimpin
peijalanan wisata. Sedangkan Krida Penyuluh Pariwisata terdiri dari
penyuluh sadar wisata dan penyuluh ekowisata, dan Krida Kuliner Wisata
meliputi masakan khas lokal dan makanan ringan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar