Salah satu unsur penting dalam pembangunan bidang kebudayaan dan
pariwisata adalah para pemangku kepentingan (stakeholder) dan masyarakat
Terbukti, Satuan Karya (Saka) Pariwisata dan Kelompok Sadar Wisata
(Pokdarwis) diyakini ampuh mendongkrak arus kunjungan wisata (turisme),
khususnya di Jawa Barat (Jabar).
Hal itu mengemuka dalam pelatihan pamong Saka Pariwisata dalam rangka
pembinaan sadar wisata di kalangan Pramuka dan Pokdarwis di destinasi
pariwisata untuk wilayah Jawa Barat yang dibuka oleh Direktur
Pemberdayaan Masyarakat Ditjen Pengembangan Destinasi Pariwisata
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) Drs Bakri MM, yang
berlangsung di Kota Bandung dan Soreang, Kabupaten Bandung
Menurut Direktur Pemberdayaan Masyarakat Kemenbudpar yang akrab
disapa Kak Bakri, pelatihan pamong Saka Pariwisata sebagai tindak lanjut
dari pembentukan Pramuka Saka Pariwisata pada kegiatan Jam-bore
Nasional "IX, Teluk Ge-lam, Kabupalen OKI, Sumsel. "Saka Pariwisata
akanmenyusul satuan karya lain yang telah terbentuk sebelumnya yakni
Saka Wira Kartika (TNI AD), Saka Bahari (TNI AL). Saka Dirgantara (TNI
AU), Saka Wanabakti (Kementerian Kehutanan), Saka Tarunabumi
(Kementerian Pertanahan), Saka Kencana (BKKBN), Saka Baku Husada
(Kementerian Kesehatan), dan Saka Bhayangkara (Polri)," ujarnya.
Kak Bakri menjelaskan, pembentukan Saka Pariwisata bertujuan
meningkatkan kepedulian, peran, dan partisipasi generasi muda, khususnya
melalui wadah Pramuka untuk berperan aktif dalam kegiatan pembangunan
di bidang kepariwisataan.
"Agar mereka bisa membantu, membina, dan mengembangkan kegiatan
penyelenggaraan kepariwisataan yang berkelanjutan, seperti pengelolaan
perjalanan wisata/pemanduan wisata, pemberdayaan masyarakat dalam rangka
perwujudan sadar wisata dan aksi Sapta Pesona di sekitar destinasi
pariwisata," katanya
Menurut Kak Bakri, keberadaan Saka Pariwisata di-maksudkan sebagai
upaya melakukan sosialisasi sadar wisata melalui implementasi Sapta
Pesona untuk mendukung pembangunan kepariwisataan daerah. Selain itu
juga sebagai wadah kegiatan dan latihan kepariwisataan bagi anggota
pramuka, dengan kegiatan nyata dan praktis di bidang kepariwisataan yang
berguna baik untuk dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Kak Bakri berharap, Saka Pariwisata dapat dijadikan gerakan bersama
mewujudkan masyarakat yang peduli pada alam dan mampu melestari-kannya.
"Ini juga dapat dijadikan momentum penting dalam upaya meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang kepariwisa-taan, dan
untuk mengenalkan kembali dunia kepariwisataan daerah. Sehingga mampu
memberdayakan dan menggerakan serta memberikan dampak pertumbuhan
ekonomi masyarakat setempat," ucapnya.
Program Ditjen PDP Ke-menbudpar ini temyata mendapat respon positif
bagi pembangku kepentingan, diantaranya Wakil Ketua Kwarda Jabar Engkus
Sutisna, Kabid Objek Daya Tarik Wisata Disbudpora Kabupaten Sumedang
Elly Suliasih dan pengelola objek wisata Cipanas, Sekarwangi, Kabupaten
Sumedang, A Rohaini.
Menurut Kak Engkus, pemerintah sangat cerdas membentuk
kelompok-kelompok penggerak kepariwi-sataan seperti melalui kegiatan
kepramukaan. "Ini sangat potensial membangkitkan turisme Indonesia.
Organisasi kepramukaan adalah sebagai wadah pendidikan luar sekolah yang
dapat melakukan berbagai bentuk kegiatan menarik untuk memaksimalkan
hasil karya sebagai kelompok penggerak pariwisata dan pramuka dapat juga
menjadi contoh teladan generasi muda dalam membantu pemerintah
melakukan sosialisasi sadar wisata dan sapta pesona sebagai pedoman
pembangunan kepariwisataan," katanya.
Kak Engkus menjelaskan, Saka Pariwisata akan dikembangkan menjadi
tiga krida. Yakni. Krida Pemandu Wisata yang meliputi penge-tahuan daya
tarik wisata, perjalanan wisata, pemanduan perjalanan wisata, pemimpin
perjalanan wisata. Sedangkan Krida Penyuluh Pariwisata terdiri dari
penyuluh sadar wisata dan penyuluh eko-wisata, dan Krida Kuliner Wisata
meliputi masakan khas lokal dan makanan ringan. "Ini sangat
posrtif-konstruktif bagi pramuka dan dunia pariwisata," ujarnya.
Kelompok Sadar Wisata
Sementara itu, pembentukan kelompok sadar wisata berlangsung di
Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung. Masyarakat yang terlibat di
kegiatan pariwisata daerah menyambut antusias. "Ini dimaksudkan untuk
membangun komitmen komponen masyarakat secara bersama-sama menciptakan
lingkungan dan suasana yang kondusif bagi perkembangan dan kemajuan
pariwisata di Jabar. Dan saya optimis Jabar yang dikaruniai sumber daya
alam yang indah dan mempesona bisa lebih unggul pariwisatanya
dibandingkan daerah lain dengan kerja keras semuanpihak," ujar Direktur
Pemberdayaan Masyarakat Bakri disambut tepuk tangan saat memberikan
penjelasan visualisasi destinasi yeng masuk dalam program PNPM Mandiri
Desa Wisata,
Melalui penerapan dan perwujudan Sapta Pesona (Keamanan, Ketertiban, Kebersihan, Kesejukan, Keindahan, Keramahan, dan Kenangan).
Menurut Elly Suliasih, ada korelasi kuat lintas sektor dalam
pembangunan kepariwisataan yang menggerakkan ekonomi dan investasi.
Yakni, relasi antarkomponen produk wisata dan jasa layanan dalam
kegiatan kepariwisataan akan melibatkan unsur-unsur tersebut
Hal sama disampaikan A Rohaini; "Jaringan "maskapai penerbangan,
tranportasi, hotel, biro-biro perjalanan, industri jasa boga, dan
berbagai jasa terkait lainnya akan lebih terkoordinasi oleh keberadaan
pokdarwis."
Ia juga mengaku optimistis. "Eksistensi Pokdarwis ini sangat
prospektif bagi kami Terutama, dalam menciptakan peluang sangat besar
bagi ketersediaan lapangan kerja dan tumbuhnya sektor-sektor usaha yang
terkait di daerah kami," katanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar